RELASI-RELASI KEKUASAAN DALAM TIGA DONGENG ASAL BALI, Oleh I Nyoman Wijaya©

 Maaf, sudah lupa sumber tautannya. Sudah dicoba cari lagi tetapi tidak ketemu. Sebuah tulisan dari seorang dosen Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Catatan: Bila pemilik tulisan tidak berkenan karyanya dimuat di Blog ini, mohon berkenan menghubungi saya, saya akan segera menghapus unggahan ini.


Abstrak

Studi ini bertujuan untuk membuktikan tidaklah selalu benar pendapat yang menyatakan penyebarluasan ajaran Saiva Siddanta di Bali berlangsung secara damai. Penggunaan metode genealogi Michel Foucault memberikan alat yang menunjukkan bahwa fakta sejarah tidak pernah netral. Di dalamnya terdapat nilai-nilai tersembunyi yang memberikan keuntungan tertentu bagi penuturnya. Oleh karena itu, studi ini mencoba meninjau ulang pendapat itu dengan cara menganalisis tiga dongeng yang dinilai mengandung perlawanan terhadap kelompok Saiva Siddanta di Bali. Di dalam ketiga dongeng itu memang benar ditemukan relasi-relasi kekuasaan berupa kritik atau sindiran terhadap kelompok Saiva Siddanta.

.....

...Michel Foucault (Richard J. Evans, 1997: 8), fakta sejarah tidak pernah netral. Dia selalu terikat pada nilai-nilai tersembunyi yang memberikan keuntungan tertentu bagi penuturnya. Oleh karena itu, Foucault mengatakan sejarah harus dicurigai karena penuh dengan hal-hal “menyesatkan,” sebab sejarah merupakan sebuah konstruksi sosial yang melibatkan kekerasan politik, kerakusan kuasa, dan kolaborasi antara kekuasaan dengan pengetahuan....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RELASI-RELASI KEKUASAAN DALAM TIGA DONGENG ASAL BALI, Oleh I Nyoman Wijaya©

 Maaf, sudah lupa sumber tautannya. Sudah dicoba cari lagi tetapi tidak ketemu. Sebuah tulisan dari seorang dosen Fakultas Sastra Universita...